Selasa, 27 Oktober 2009

SUMPAH PEMUDA SEMOGA JANGAN HANYA DIBIBIR SAJA


Hari ini 28 Oktober 2009 Kita memperingati Hari Sumpah Pemuda yang ke 81, dimana TV menyiarkan Acara ini Ucapan kata Semua Satu yaitu Indonesia berkumandang menggema di Nusantara, Pemandangan yang Indah sesuai Falsafah Negara yaitu Pancasila yang bisa menyatukan dan menjadi perekat keutuhan Bangsa, semoga. Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai Pahlawannya, Marilah kita jadi Bangsa yang besar itu, Marilah kita menghargai para Pahlawan yang sudah menjadi Leluhur Bangsa ini, Mereka berjuang untuk Indonesia, bukan Kelompok yang ingin mendominasi dan menyingkirkan kelompok lainnya, Kita sudah pengalaman selama ini, banyak Pahlawan yang disingkirkan dan di Hilangkan hak hak nya, demi kemenonjolan kelompok lain nya, Ambil contoh sejak Perristiwa 1965-1966 yang paling ditonjolkan adalah Pahlawan Korban G 30 S PKI yang tidak jelas siapa yang disebut Gestapu ini, hingga banyak Pahlawan Perjuangan 45 atau Pahlawan Kemerdekaan menjadi korban tidak bisa disebut satu persatu Pahlawan Kemerdekaan yang dihilangkan, masuk Penjara, malah di cap penghianat Demi ambisi Penhianat atau istilah pepatah SD "Maling Teriak Maling" contoh Terbesar yaitu Bung Karno yang dituduh terlibat G 30 S PKI dan Beliau Tewas dalam setatus Tahanan RI yang didirikannya,

Ini pengalaman berharga, memang semua butuh pengorbanan, tapi janganlah "Berkorban Sia Sia akibat Rekayasa" Janganlah kita membodohi Bangsa dimana semua akan terbuka sesuai kemajuan cara berpikir bangsa, kita tidak bisa selalu mundur, kita akan ketinggalan Kereta Kemajuan Dunia, Dunia semakin canggih dan maju terus pantang mundur, Hingga disini di GOOGLE ini kita bisa menuliskan tentang Kebodohan masa lalu yang jadi Tertawaan Dunia, Dan Sejarah akan bergulir menempatkan Diri nya sebagai Sejarah yang sebenar nya bukan Penipuan, Marilah kita bercermin masa lalu tentang kebodohan kita, agar dimasa mendatang tidak jadi bahan tertawaan anak cucu, ambil contoh Bung Karno yang sudah Presiden dituduh Meng Kup dirinya sendiri pada peristiwa 1965, ini sangat memalukan Bangsa yang besar ini, Masak Presidaen Sukarno menjatuhkan dirinya sendiri yang sudah Presiden ? dengan di tahan terlibat Kup untuk dirinya sendiri. Juga Negara Kita berdasrakan Musyawarah dan Mufakat, dimana waktu itu sudah dilanggar, menjadi negara Kelewang dan Bedil, ini jangan sampai terulang, biarpun sisa sisa Manusia pelaku 1965-1966 masih ingin eksis membanggakan peristiwa basi tersebut, dan menganggap bangsa ini masih tolol, ambil contoh sebagian kecil tapi ditakuti RI  selalu mengotak atik Pancasila akan dirubah menjadi Sariat Islam dimana mereka masih mimpi bahwa bangsa ini hanya sekelompok orang Tolol, sampai Aparat tingkat daerah oun menganggap Negara ini Negara Agama Islam, inilah yang harus kita sadari saat Sumpah Pemuda ini, yang memang tidak dikenal oleh sebagian masyarakat yang hanya di cekok i ilmu Sariat Islam itu tadi, mereka tidak mengerti Sumpah Pemuda, juga lagu Indonesia raya, Padamu Negri dll, tidak ngerti Kalau para Pahlawan dan Leluhur itu harus dihormati, dan tanpa mereka kita ini tidak pernah ada, mereka hanya di cekok i semua dari Allah , pejuang dan Leluhur dianggap tidak ada, mereka juga diberi contoh yang tidak boleh mengharagai Pahlawan, dimana Pahlawan harus tidak boleh dikultuskan, contoh Nabi Muhammad semua kepahlawanannya dihilangkan, dihancurkan agar Orang melupakan jasa jasa nya dengan dalih tidak boleh "Dikultuskan" sedangkan adat kita adalah adat Ketimuran, dimana kita bangsa Indo China, yang bealiran sangat menghargai Leluhur, dimana Leluhur di Patungkan di Candi Candi dan dihormati dan di Upacarai, yang baru juga ada Patung Jendral Besar Sudirman, Patung Gusti Ngurah Rai, Patung Let Kol Wisnu [Bali] Patung Mayor Bismo [Kadhiri],

Untuk Bung Karno juga contoh Beliau sampai Buku dan Ajaran nya dilarang, dulu  1965-1966 ada Pendopo masang Gambar Beliau pasti dihancurkan dan pemilik nya dibunuh habis keluarganya karena di cap PKI, ini jangan sampai terulang lagi, memang cukup makan waktu untuk memulihkan pikiran Pemuda kita yang lahir era Orde Baru, dimana senjata PKI itu masih digunakan men cap orang, mereka masih mimpi dan merasa menang atas penumpasan orang yang tidak ke masjit, dimana sejak 1965 semua yang berbau bukan Islam ditumpas, buku buku bertulisan China dan Jawa dilarang, hanya terbatas kalau jawa nya di Keraton Solo dan Jogja yang otonom bebas membaca Kidung, diluaran pedesaan hanya Kidung Arab yang dikumandangkan, Sejarah Bangsa ini di tutup dan hanya Cerita Arab yang diijinkan, hingga hasil nya kecintaan tanah air sudah tidak dikenal, masyarakat hanya kenal Arab atau Islam saja, ya untung masih ada sisa sisa Kejawen yang masih sembunyi sembunyi mengajarkan ajaran jawa, biarpun mengalami pengawasan dan hambatan ketat dan risiko dihancurkan sampai detik ini, Ambil contoh Pura Majapahit Trowulan yang melestarikan Budaya Majapahit yang menciptakan Pancasila , harus rela ditutup karena bertentangan dengan adat Arab Islam {Mungkin Arab islam 500 tahun yang lalu? tapi kok dipakai terus? atau islam moderen?atau islam teroris?} tapi ini biarlah menjadi contoh saja dan dilestarikan di Jawa. hingga kini Pura Majapahit berada di Bali untuk tetap bisa melestarikan Adat Majapahit yang memang di Bali lestarinya, kita harus tulus iklas menyerahkan Tanah kita kepada Arab yang lebih Mulia Adat Budaya nya, karena ini kehendak penduduk nya yang ketakutan diancam segelintir bangsa sendiri dan Aneh aparat pun ketakutan juga,

Jadi semoga Sumpah Pemuda ini mulai di kenal bukan hanya dikalangan Kampus, tapi dikenal dikalangan rakyat kecil pedesaan biarpun ada pihak pihak yang berusaha tetap membodohkan dan tidak menjelaskan betapa kita Bangsa yang besar, Ya kita sekarang hanya bergantung kepada Alam yang kita pijak dan para Leluhur yang Roh nya sulit ditumpas untuk ikut Adat Arab, karena Beliau Beliau sudah keburu Tewas dan di Candikan sebelum Islam masuk, dan Beliau pun harus rela Candi nya dilarang di Upacarai hingga harus ke Bali dimana Dunia kini hanya mengenal Bali berkat Bali melestarikan Sumpah Pemuda ini dimana hanya Bali menjadi contoh betapa Indah nya di Ruko Umat Kristen bisa bebas mengalunkan lagu lagu Kristiani nya, Di Jawa [Berita An TV] Orang Kristen di Ruko dihancurkan Habib dan anak buahnya"Rumah kok untuk Ibadah..." sabda sang habib, Sapto Darmo " aliran Kejawen pun tak luput dihancurkan di jogja [Trans TV] Kerukunan di Monas di pukuli dengan bambu di kejar kejar seperti anjing rabies dll inilah pemandangan TV kita dan dihari Sumpah Pemuda ini kembali News TV untuk Alvatarz  menyiarkan Pemuda Theologi kristen bentrok dengan Polisi di bekas Gedung Walikota, Para Mahasiswa Theologi Kristen ini pengungsi dari Kampusnya yang tidak bisa diterima masyarakat sekitarnya kecuali Pesantren, mereka harus ngalah diungsikan bukan dilindungi, kini mereka di Gusur lagi pemandangan indah di bumi Pancasila ini, hanya Bali sampai di Ruko Musola pun bebas bikin Suara Keras doa tanpa ada protes, dan Upacara Adat pun tetap lestari. biarpun ketika  Musola di Puri Gading di Ruko ada Upacara Solat yang katanya ada pejabat Polda hadir sempat Pura Ibu Majapahit didatangi Polisi  pas waktu itu ada Hyang Suryo disuru menghentikan Kidung Bali "Tolong itu dimatikan....ini sudah ijin Gubernur..." {ijin Gubernur apa nya tidak dijelaskan}, padahal bukan Pura Ibu Majapahit, tapi Seorang pegawai PLN Orang Bali yang malaspas Rumahnya di depan Pura Ibu Majapahit, harus rela mematikan Kidung demi  Arab Islam yang suci dan inilah Bali pun sudah dirambah unjuk Kekuasaan Islam, Sudah di Trowulan di Tutup pikirnya bisa di engkok engkok lagi di Bali [salah duga] dan kita harus ngalhah lagi demi Agama Suci.

Polisi yang mendatangi malah Orang Bali, demi sang komandan rela mengorbankan adat nya untuk mengalah. Sampai Hyang Surya minta maaf pada Takmir Musola Ruko Puri Gading bahwa bukan Pura Ibu Majapahit tapi tetangga dan Polisi sudah menghentikannya, Sang Takmir pun tidak menjawab hanya diam dengan pandangan sinis penuh kemenangan dan berlalu dengan motor bebeknya, Inilah contoh Ke Pancasilaan Bali dimana bisa disaksikan Kerukunan dan Kepancasilaannya dan kemengalahannya. Sekali lagi Semoga Sumpah Pemuda bisa menjiwai Pemuda kita yang diluar Bali Semoga, tapi ini hanya MIMPI tapi ada falsafah MIMPI BISA JADI KENYATAAN, jadi kita hanya bisa nyanyi PADAMU NEGRI saja terserah NEGRI mau bikin BENCANA  atau MELINDUNGI sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar