Minggu, 25 Oktober 2009

PURA MAJAPAHIT TROWULAN DITUTUP BENCANA TIBA

PURA MAJAPAHIT TROWULAN adalah satu-satu nya di Tanah Jawa Yang mengadakan UPACARA SRADHA atau ODALAN untuk LELUHUR MAJAPAHIT dengan Lengkap yaitu Upacara "SIWA-BUDHA" dimana LELUHUR dibuatkan CANDI sesuai Adat Zaman Majapahit, Ada Pura Hindu tapi Upacara untuk "Hyang Widhi Wasa" Tuhan Yang Maha Esa di Pura Jagad Natha di satu Padmasana di Perak Surabaya, Ada Budha juga melaksanakan Upacara di Vihara Budha tapi tanpa Odalan dan Caru, Jadi hanya di Pura Majapahit Upacara "Siwa- Budha" diadakan dengan Sempurna, dan Uniknya Karena Tempat ini Pemujaan LELUHUR MAJAPAHIT yang datang pun dari semua Agama, Kepercayaan, dan berbagai Suku, Ras, Golongan tanpa ada sekat. Boleh dibilang Mempraktek kan PANCASILA, Inilah yang dilakukan Hyang Surya atau panggilan Jawa nya Eyang Suryo Keturunan ke XI Sri Wilatikta Brahmaraja, Sebuah Acara Asli Majapahit yang sesuai Kitab Negarakertagama yang terjemahannya baru awal 2009 dibawa ke Pura Ibu Majapahit Jimbaran oleh GRP Nokoprawiro, jadi Pura Majapahit Trowulan tidak latah meniru Kitab, Tapi murni melaksanakan Adat Leluhur Majapahit Turun Temurun yang kebetulan Lestari di Bali yang sudah memegang Agama HINDHU tidak menyatu dengan Agama BUDHA, sedang Pura Majapahit Trowulan tetap "SIWA-BUDHA" dan Umat semua Agama bahkan datang berdoa Untuk Leluhur / Pik Kong sebutan Agama untuk Putri Cempa [China] di Babad Kadhri oleh TAN KHOEN SWIE yang terbit awal 2009 [dahulu Zaman Orde Baru dilarang dituduh melecahkan islam], dimana dijelaskan tentang Islam menyerbu Majapahit dan membakar Kitab-kitab BUDHA. Akhirnya Pura Majapahit sejak 30 September 2001 mulai didatangi Camat / Muspika Trowulan,

Hyang Suryo lalu dipanggil diminta "MENJELASKAN" tentang 'PURA MAJAPAHIT" hal ini sudah lagu lama bila suatu Kepercayaan sudah di panggil dan disitu ngumpul Tokoh Agama Islam maka biasanya Kepercayaan yang dipanggil  nya akan di Serbu dan  di BUBAR / DHANCURKAN kan dengan Tuduhan sesat {di TV ada Alran Banten Ketuanya Keluar meninggalkan Rapat di Pemda dan anak buahnya demo bawa Klewang, kalau tidak salah di Bogor, ini tak ada beritanya mungkin kuat bisa melawan  Habib, yang lemah Hancur Saptodarmo Jogja, Ahcmadiah Kampus nya di Hancurkan masa pimpinan 1 Habib dan ditreruskan Satpol PP}, sebelum nya di Trowulan sudah kejadian 9-9-1999 Punden TUNGGUL MANIK di HANCUR kan rata tanah tepat di Selatan Segaran Lurus dengan Pura Majapahit Utara Segaran, menyusul Kolonel Agung Orang Bali juga diserbu Tempat Sembayangan Padma satu / hanya sebuah / Hyang Widi di HANCUR kan dan di BAKAR awal 2000 Pak Agung yang Kolonel Tewas dan dimakamkan di Bong China, Keluarganya sering Tangkil di Pura GWK belum berani ngambil Layon Pak Agung, menyusul Natal /Desember 2000 Gereja Gereja di Mojokerto [ me Nasional hampir bersamaan Gereja se Indonesia ] di BOM di ambil Mojokerto nya karena Trowulan masuk Kabupaten Mojokerto. Pura Majapahit Kemudian Akibat di SERBU dan di BOM Kelompok Imam Karyono tapi gagal maka 16 November 2001 Camat Trowulan memasang  PAPAN dengan tulisan  "DILARANG RITUAL DAN KEGIATAN DALAM BENTUK APAPAPUN" di depan Pura / Puro / Griyo / Dalem / Rumah Hyang Surya Wilatikta sebuah Tontonan Pelanggaran Hukum Tingkat Dunia dipertunjukkan untuk membuktikan UU HAM, UUD 1945  serta Hukum RI tidak berlaku bagi Pura Majapahit / Hyang Surya, Camat yang lulusan Universitas AIRLANGGA menurut Keterangan Pak DJOKO dari BUDPAR Mojokerto yang datang ke Pura Majapahit, dan Memberi tahu Yang nge BOM Pura Majapahit di sambar PETIR [Bali Kelep Lelep]  dan 2003 Hyang Suryo di Undang ke Bali Ini demi bisa NGUPACARAI / Memberi makan / Sesaji para Leluhur Majapahit ya caranya NYEJAR Pusaka [banyak pengunjung Maturan Banten] dan Pratima Majapahit Yang akhirnya di GWK pada 30 Februari 2004 dan Bisa Memungkah, Ngenteg Linggih secara Permanen dimana sebelum nya Pindah Pindah ditempat yang Ngundang  Kintamani, Art Center, Hotel Sindhu, Bajra Sandhi, Puri Anom Tabanan, Musium Buleleng, sampai Pura di Bali mecari Dana Odalan untuk Pura nya dari "Pameran Pusaka Majapahit" dan Pratima Majapahit ikut Odalan di Pura tersebut, Tapi Undangan Pameran Pusaka yang diterima di Puri Anom Tabanan, Pelaksanaannya Pusaka sudah di GWK, jadi agak Gagah, Pratima di Pendak di GWK dan diiring Mangku GWK asli [Mangku Beji] dibantu Para Mangku Pura Majapahit GWK ini Drs Komang Artanegara yang mendokumentasi. di Iring ke Pura Gel Gel Praupan,

Juga Gusti Panji pernah ngiring Pratima Odalan di Mengui, Mei 2005 BUDPAR Singaraja Mengundang Pameran Pusaka Majapahit untuk Nyejar di Gedung Perpustakan / Sasana Budaya dimana tepat 9 bulan Pusaka di Singaraja Terwujutlah Patung GANESA Tertinggi di Dunia. Dan tidak mau kalah Pura Majaphait Akibat Gedong Pratima dan Pusaka yang berupa Ruko di GWK 1 Oktober 2006 di minta Investor Baru maka Hyang Surya secara Kilat beli Ruko di Puri Gading tak jauh dari GWK untuk Gedong Pratima dan Pusaka Majapahit [bila Odalan Ngiring Pratima ke Pelinggih GWK tidak jauh] 30 September 2006 sesuai batas waktu yang di tentukan Investor Baru Ruko harus dikosongkan 1 Oktober sedangkan Biksu Shin Sidarta Indrajaya yang Investor Lama meminta perpanjangan 3 bulan pada Investor Baru, Hyang Suryo mau dibelikan tanah dan dibangunkan Gedong Pusaka dan Pratima tapi ada Umat yang langsung membelikan Ruko [ transaksi 5 menit kasi DP terima kunci] agar Leluhur tidak Ngemis Perpanjangan Ruko GWK, Pada 8 Oktober Pura Majapahit / Puri Surya Majapahit memberitahukan Gubernur Bali kalau Ruko sudah Pindah ke Ruko Puri Gading dengan Surat  No: 2801 / PSM / X / 2006 dan melampiri Undangan Odalan di Pura Majapahit GWK Purnama kelima juga Karena Odalan Instansi Lain pun di tembusi termasuk PHDI waktu itu di Trimakan DR. Drs Subagiasta disaat Upacara Odalan  Ketika Beliau Darmawacana "Linga Yoni" adalah Leluhur dan Beliau Mengakui Pura Majapahit karena melihat ada Lingga dan Yoni nya, serta dipuput "Tri Sadaka",  Demikian kisah ini, Ada suatu Keanehan, Bulan Oktber 2004 Rombongan di pimpin Bendesa Adat Denpasar yang kebetulan Mertua Bapak SUDIKSA  salah satu Orang Investor di GWK [sekarang Investor lama] bahkan Sebagian besar Ruko GWK masih atas nama Beliau, Beliau kebetulan menyerahkan puluhan lembar copy Ramalan Sabdopalon kepada Rombongan yang di pimpin Mertuanya itu, Copy Ramalan Sabdopalon memang di sediakan di Pura Majapahit GWK untuk dibagikan Pengunjung agar tahu kalau Ramalan Sabdopalon akan berjalan, di copyan itu tertulis dengan Tinta " Awas Des. 2004 " yang ditulis Hyang Suryo, Ternyata Des. [Desember] terjadi Tsunami di Aceh. Hal ini bisa ditanyakan Sang Bendesa Adat, atau Bapak Gusti Sudiksa yang banyak membantu Pura Majapahit ,termasuk Beliau Nyoting Acara Odalan, Mengusahakan Air Bila Odalan, Memberi Tangki besar penampung air, mengusahan PAM tetap jalan dll karena Berliau satu Kantor dengan Komang Artanegara. Yang sangat tertarik Ramalan Sabdopalon,  Memang sejak di Tutup nya Pura Majapahit Trowulan dan pindah GWK copy Ramalan Sabdopalon di bagi bagikan Pengunjung sesuai Pawisik bahkan ditulisi Awas Des. 2004, Coba Anda pikir, sebelum Pura Majapahit Trowulan di tutup Nov. 2001 adakah " Angin Agung Anggergisi" [Angin Besar Menerjang] ??? bukankah sekarang Angin Besar menerjang sampai Merobohkan Rumah, SD, Pohon, Baliho SBY [ TV hari ini Lamongan Hancur kena angin besar]dll ???, Alun Minggah Ing Daratan [ Air Laut naik kedaratan] Aceh, Rob dll ??? "Lindu Pengpitu sedina" [Gempa 7 X sehari dan TV siaran bahkan Wawancara BMG hari ini membahas Gempa besar 5 X sehari, yang kecil tidak dihitung siaran hari ini] dll baca sendiri Ramalannya.  Renungkan Yang Jelas "Angin Besar" adanya belakangan setelah Pura Majapahit Trowulan ditutup.

Anggap saja Kebetulan bahkan Trowulan diserang Angin Besar di kuburan desa Pakis sampai Mayat terlemapar keudara nyangkut pohon, Pura Majapahit sudah tidak bisa Upacara lagi di Trowulan sejak di Pasang Papan Penutupan November 2001 yang sebelumnya di Obok Obok Imam Karyono dan Group nya , Yang Ironis Camat yang nutup Adat Budaya Leluhur Majapahit langsung Setruk masuk Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya kurang lebih 3 tahun akhirnya Tewas, Sama hal nya melarang Memberi Makan Leluhur [ Makanan Leluhur Sesaji Odalan], Jadi ke Bali itu Pratima dan Pusaka Majapahit supaya bisa Makan, karena yang bisa kasi Makan Leluhur hanya Orang Bali yaitu buat Banten / Sesaji Odalan dan sampai Detik ini tidak ada yang tahu apa saja Sesaji / Banten Odalan itu kecuali AHLI nya yang di Bali disebut "GRIYE" kalau TEORI mungkin setiap Pakar Hindu  Bisa saja Malah ada Pakar Darmawacana cukup Air , Api, dan Daun juga sudah cukup umtuk mempermudah karena Pakar ini kurang Paham Banten Odalan, tapi Praktek nya mereka Beli kalau Odalan sebab ada yang tidak bisa dibuat Orang sembarangan. Inilah sedikit penjelasan, Karena di Jawa hanya Satu Satu nya Pura Majapahit Trowulan yang Odalan [di Jawa tidak ada orang punya Mrajan, bahkan Mrajan jarang orang dengar karena 500 tahun adat ini hilang malah Pura adalah tempat Ibadah Hindu harus dipersulit ijinnya, nekat Hancur sama hal nya Gereja, padahal Pura itu Rumah, contoh Pura Mangkunegan Tempat Ibadah Hindu Pure] dan adat China dijalankan atau SIWA-BUDHA sedang Bali Odalan pun pakai Uang China / Kepeng untuk SESARI nya, Orang China nya Umum nya ikut Agama Budha tidak Odalan yang sudah dianggap Adat Hindu, seperti di Jawa Vihara tidak Odalan Banten Bali, Tapi tetap Nyuguh Buah dan Adat nya sesuai China / Budha, Yang sama dengan Hindu hanya "DUPA" sama sama pakai Dupa China, malah Vihara tidak pakai Sesari Uang China lagi kecuali di China. Inilah cerita KASUNYATAN silahkan dipikir dan direnungi, jangan dicampur, Hati tidak senang/ Benci / Iri / Dengki dll pokoknya jelek Terhadap Hyang Suryo, Beliau berjuang, berkorban dan itu dianggap Kuwajiban Terhadap Leluhur nya, bukan cari Populer, Dulu Namanya Terkenal sampai diselidiki Beliau diam malah tidak ngaku, Bahkan Pak Giman pemilik Hotel Nusa Indah di tipu Orang mengaku Eyang Suryo 600 juta saksinya Jro Gede Susila bisa tanya orangnya ada, dan banyak korban penipuan baik besar maupau kecil oleh Orang yang mengaku Hyang suryo baca POSMO, MEMO Koran Jawa Timur bahkan Orang nyari Hyang Suryo selalu ketemu Yang Palsu [ ada 27 orang mengaku Hyang Suryo ], Yang asli tidak mau Memopulerkan Diri bahkan malah dituduh palsu lagi menasihati orang Bali agar Waspada Hyang Suryo palsu, Jadi sudah Populer didepan Orang yang belum tahu Dirinya Beliau tidak mau ngaku malah Nokoprawiro dikatakan Beliau Hyang Suryo, Sampai Wartawan di Jawa Raden Sisworo lah disangka Hyang Suryonya, Beliau Mengasuh Konsultasi Budaya di Media 1980-1990 tidak pernah tampil makanya Banyak Orang ngaku Hyang Suryo, ngapain cari Populer??? Ini Tulisan Tujuannya Membuka Sejarah Nyata supaya orang tahu Hyang Suryo tidak menduga duga nuduh Penipu, cari Popularitas, Contoh Ratu Inggris, Kaisar Jepang, Raja Thailand dll masak cari popularitas bahkan melamar jadi Presiden ??? Juga Raja Majapahit yang ada yang mengakui Raja Solo, Raja Jogja ada yang mengakui, Raja Tega diakui Polisi, Ratu Tawon diikuti Tawon jenisnya, Raja Rimba sampai Raja Copet dll dst dsb, Juga Sesuai Pesan Pendiri Bangsa dan Negara Indonesia Bung Karno "Jangan Sekali Kali Meninggalkan Sejarah"  JASMERAH  Nabi Muhammad, Jesus setelah Mati baru dikumpul kan saksi saksi untuk menulis bersaksi dan di Tulis jadi Injil dan Quran, Sedang Kami saksi Hidup dan Beliau masih hidup di Hina, sampai rumah nya di tutup ya kami bela lah dengan menulis Kasunyatan Beliau, itu Teroris sja punya pembela Team Pengacara Pembela Muslim, dan kami pun juga Team Pembela Hyang Suryo, Pengacara Resmi Beliau juga ada Team Pembela Pura Majapahit Trowulan diketuai DR Made Warka SH Mhum, camkan ini, ditulis Panitia Pemberi Makan Leluhur yaitu Odalan Pura Majapahit GWK taggal 2-11-2009 nanti. dan yang punya Ide Nulis di GOOGLE adalah GRP Nokoprawiro , Ir. Gede dan Gusti Heker yang memang Heker. Mengungkap Siapa Hyang Suryo dan Kiprahnya nyontoh Koran Koran yang banyak memeberitakan Hyang Surya. Agar Orang tahu dan tidak salah paham kepada Beliau dan kalau tetap salah paham paling Orang itu Iri/ Dengki/ tidak senang dll Atas kepopuleran Hyang Suryo sejak dulu, ingin mersa bisa, tidak mau kalah, padahal tiap orang sudah ada Fak nya saya Heker, dia Nelayan, sana Petani, situ Pendeta dll, Maka dari itu Carilah tahu "Siapa Aku ? dan akan kemana Aku " Sangkan Paraning Dumadi - Sastra Jendra Hayuningrat Pangruwating Jiyu" di Dunia ini Satu Satu Manusia Yang sudah Lulus Ilmu Raja Brahmana hanya Sri Wilatikta Brahmaraja XI karena Beliau berjuang untuk Leluhur nya sampai bisa ditemui Leluhur nya, Beliau sangat hati hati, tidak mau membuat orang  menyakiti diri nya yang mana termasuk menyakiti Leluhurnya Beliau menjaga perbuatannya, tapi orang tetap usil menuduh yang bukan bukan terhadap Beliau, Padahal sekali lagi Penulisan di GOOGLE bukan ide Beliau tapi Kami  " TRIO MAJAPAHIT " bidang Internet {Noko-Gede-Heker} Penanggung Jawab Tulisan Sejarah Nyata ini. Jimbaran 26 - 10 -2009 ,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar