Kamis, 22 Oktober 2009

SEBUAH HARAPAN VERSI MAJALAH SISWA HINDU "SHINDU"

SEBUAH HARAPAN HINDU NUSANTARA

{SHINDU Majalah Siswa Hindu Indonesia 2007}: Hyang Surya Wilatikta lahir di Blitar, jika dirunut sisilahnya keatas masih Trah Sri BRAHMARAJA WILATIKTA  I dan DARA JINGGA  Berbagai penghargaan telah diraih. Salah satunya adalah mendapat pengakuan DUNIA sebagai RAJA MAJAPAHIT dengan gelar ABHISEKA SRI BRAHMA RAJA  WILATIKTA XI juga diberi hak memakai gelar SRI WILATIKTA IX dan GENERASI MAJAPAHIT dengan SK Keluarga Besar Majapahit Jogjakarta yang diketuai Prof. DR. RM  Wisnu Wardhana Suryadiningrat pada 15 Maret 2002. Walaupun seluruh Dunia sudah mengakui SRI WILATIKTA BRAHMARAJA XI sebagai Raja Majapahit, tetapi Beliau tidak pernah mau mengaku kalau Beliau adalah Raja Majapahit. Hyang Suryo hanya mengaku kalau Beliau Keturunan ke XI Brahmaraja Majapahit. Satu hal yang paling mengagumkan Dunia Hyang Surya merupakan satu-satunya Keturunan Majapahit yang berani mengaku ber Agama SIWA -_BUDHA dan tetap eksis menjalankan adat Budaya leluhur Majapahit seperto Otonan, Diwinten, Dwijati, Ikut Upacara TERKECIL dan sampai yang  TERBESAR  Eka dasa Ludra yang diadakan 100tahun sekali di Pura Besakih.[1963] Dalam suatu kesempatan yang berharga dimana Team SHINDU bisa menemui Beliau di sela-sela kesibukannya, SRI  BRAHMA  Raja  WILATIKTA  XI  mengungkapkan bahwa suatu saat nanti akan tiba suatu masa akan terlahir suatu agama universal seiring dengan kebangkitan Sabdopalon Nayagenggong di ranah nusantara ini. Orang Majapahit adalah orang yang taat pada keyakinan Leluhurnya dan senantiasa melaksanakan dan melestarikan Kebudayaan Leluhur. Menguak ramalan Sabdopalon Nayagenggong , Sri Wilatikta memaparkan bahwa sudah tiba waktunya Sabdopalon Nayogenggong menepati janjinya turun ke dunia  mengambil haknya kembali setelah dirampas tempo dulu. genap 500 tahun penantian Beliau terhitung dari masa kehancuran Majapahit untuk kembali menegakkan agama Leluhur yang telah diyakini masyarakat jawa di nusantara yaitu gama BUDHI / PANCASILA yang kita kenal saat ini dengan sebutan SIWA-BUDHA  Siwa tidak menghormati Budha tidak akan ada Siwa, Budha tidak menghormati Siwa tidak akan bisa berjalan, jadi keduanya saling mengisi dan berjalan seiring senada [Kitab Sutasoma]. Tanda-tanda akan datangnya ramalan Sabdopalon Nayogenggong sudah mulai kita rasakan saat ini dalam petikan ramalannya yang berbunyi  "ALUN MINGGAH ING DARATAN, KESELAK RUSAK TEPIS WIRING, PAGEBLUG INKANG LINANGKUNG, LELARA NGAMBRA AMBRA...." sudah terbukti dengan adanya bencana tsunami di aceh dan merebaknya penyakit yang sebelumnya tidak pernah ada seperti cikungunya yang melanda kawasan jawa dan disusul berbagai bencana yang datang silih berganti separti ANGIN LESUS , BANJIR, GEMPA BUMI, KECELAKAAN dan lain sebagainya. Dari ramalan yang ada , Jawa mengalami pengrusakan paling parah karena telah melakukan penindasan yang terparah kepada Leluhur Majapahit yang nota bene orang SIWA-BUDHA {Penutupan Pura Majapahit Trowulan 2001}.

Sabdopalon akan mendatangi langsung pada mereka yang sudah lupa pada agama leluhurnya dan diminta untuk kembali ke agama BUDHA, barang siapa tidak mau memakai akan dimusnahkan dari ranah Nusantara ini. Pada saatnya nanti yaitu pemutarbalikan jaman Hindu akan kembali berjaya di Nusantara ini dimana hal serupa pernah kita alami pada masa Kejayaan Majapahit dulu. Dengan adanya kebangkitan Sabdopalon Nayogenggong di Nusantara ini disatu sisi telah memberikan suatu harapan yang besar bagi umat hindu sekalian yang telah beratus ratus tahun mengalami diskriminasi {Candi-Candi dihancurkan Buku-Buku BUDHA dibakar, Orang-Orangnya lari ke Gunung-Gunung dan Bali} tetapi disisi lain betapa menakutkan jika ramalan Sabdopalon benar-benar terjadi. Sebagai penutup SRI BRAHMARAJA WILATIKTA XI berpesan kepada kita semua agar meningkatkan SRADHA kita dan tetap melestarikan warisan Leluhur dengan menghormati dan menghargai segala perjuangannya dalam menegakkan keyakinannya . Betapapun Murkanya , Sabdopalon Nayogenggong pasti mau mendengar titah Rajanya, Jadi, marilah kita secara bersama sama  mulai intropeksi diri dan berusaha  kembali pada warisan  Leluhur kita yaitu mengamalkan agama Budhi/Pancasila yang dikenal dengan nama SIWA-BUDHA , Bali adalah satu-satunya wilayah yang tetap eksis menjalankan Budaya majapahit yang dikenal sebagai MAJAPAHIT KECIL , jangan sampai Bali hilang Thaksunya seperti yang ada di jawa {Terjajah Adat luar yang anti Odalan dan Caru}. Marilah kita berdoa bersama sama agar terhindar dari bencana yang akan melanda Nusantara. Disisi lain mari kita songsong kebangkitan Hindu di Nusantara ini dibawah PAJI  PANJI  MAJAPAHIT yang kembali berjaya Oleh : HERMAWAN dan berbagai Sunber disalin kembali oleh GRP Nokoprawiro diterbitkan Gusti Heker, Jangan lupa untuk menghibur Leluhur nanti 2 November Pura Majapahit Pusat GWK akan Odalan 1 November 2009 Ngiring Pratima Kawitan Jawa Bali dari Ruko Puri Gading ke GWK jam 16.00 wita. Semoga Berita Majalah Siswa Hindu diatas emberikan Harapan biarpun hambatan juga besar dari musuh musuh Majapahit termasuk Alvatarz yang tidak jelas Organisasi, Kantor, Alamat nya dan Orang yang mengaku Islam Dajjal yang anti Kerukunan dan Kedamaian dan suka ngebom, Jimbaran 23-10-2009,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar