Senin, 26 Oktober 2009

APA ITU MOKSWA ? ILMU MAJAPAHIT MASIH MEMPRAKTEKKAN


Seorang yang dianggap Dukun pada Seminar Santet 1983 di Kampus IKIP Tegal Boto Jember, dihadiri Hyang Surya Wilatikta [Pakar Mokswa], Kolonel Bimantoro KAPOLWIL Besuki {Belakangan KAPOLRI}, Pfof DR Sihombing TERKUN [Dokter tapi Dukun] ahli Santet dan Penyakit dalam yang membawa Film Ronsen Orang Kena Santet dimana benda Asing bersarang di tempat Vital Tubuh Manusia bila di Oprasi pasti Tewas, akhirnya Dokter ini belajar Ilmu Santet [dapat titel TERKUN] dan tanpa Oprasi cukup dengan Mantra Benda asing dikeluarkan, Santet adalah netral bisa untuk pengobatan dan kejahatan jadi tergantung yang pegang contoh Pistol bisa untuk ngerampok toko mas, Simanhadsi WP Ketua Kejaksaan Jember Pakar hukum Majapahit dll Pakar, Mahasiswa, Para Dukun Santet Tinggat Tinggi / Rendah, Para Pertapa Gunung Semeru Ahli Ilmu Niskala, Juga Pakar Kebatinan, Juga ahli Jiwa, Ahli Fosil dll,  Bahkan dibacakan terlebih dahulu Bahwa Jaman Majapahit Kalau ketahuan nyantet dihukum MATI oleh Raja yang berkuasa, jadi Negara Aman Tentram Kerta Raharja, saat sekarang itu banyak kiyai tukang santet yang jadi bisnis menguntungkan, Bahkan Ki Gendeng pun Melestarikan Ilmu Mokswa, di Bali Ngurah Harta ilmu Leak, Gendeng buka praktek Santet dikoran waktu itu tarif nya 50 juta sekali santet ini Patut dihargai Menunjukkan bangsa kita sakti dan Ilmu tetap lestari karena terlanjur dituduh ilmu setan oleh Agama yang suka membunuh pakai Klewang ya tampilkan saja ilmu tanpa Klewang yang tidak bisa di Hukum, Lha Wong Nutup Pura, Nge Bom Nyerbu bakar Gereja juga kadang di Benarkan, dan Legal tidak bisa ditangkap karena tidak ada dalam KUHP itu santet bila dipraktekkan menyaingi Ilmu Agama yang suka membakar Kampus dan mesjit orang Achmadiah, contoh Orang mati di Surabaya, penyantet di Jember kan tidak bisa ditangkap , Orang bakar Mesjit gebuki orang juga didepan aparat tidak ditangkap? orang mati dibunuh harus ada bukti alat Pisau, Klewang, Linggis dll dan sipelaku ngaku Mbacok baru bisa disidang dan dihukum kecuali atas nama Agama tidak ditangkap seperti 1965-1966 membunuh ratusan ribu orang, inilah Fenomena Hukum yang menurut Bimantoro Hukum Majapahit harus di trapkan kembali, tapi hambatannya AGAMA yang dianut Indonesia tidak mendukung Ilmu Kafir diajukan Hukum karena hukum tertinggi Quran dan Hadist dimana Tidak sesuai Islam lalu di hancurkan dengan tuduhan melecehkan Agama. Jadi sampai kapanpun jangan mimpi Belajar Majapahit karena buku buku nya pasti diberantas karena bertentangan dengan Agama, Kemudian kembali kita ke Praktek : Sebuah Benda di Hilangkan seperti Gelas dan bisa dikirim kedalam perut Manusia ini menurut Pfof DR Adhiyono kelas pinggir jalan, jadi Santet itu ilmu TK, ini sangat mengejutkan, Ternyata itu diambil dari "ILMU MOKSWA" contoh Orang harus Kembali keunsur Alam Api, Angin, Air, Tanah, Eter dll Dzat / Atom  Alam, setelah terurai hilang dan disatu tempat akan kembali muncul seperti semula, dan di Rusia dan Amerika sedang dibuat alat Transfer ini jadi Manusia berdiri dibawah alat di Proses jadi Alam kembali dan dikirim kemudian di proses Jadi Manusia Kembali tapi turun di New York, kelak alat transfer ini akan umum tidak mengherankan, seperti Lap top, Pesawat Ulang alik , Google ini dll yang serba canggih otak manusia Indonesia yang dijajah Agama tidak akan bisa berpikir canggih karena pikirannya hanya bagai mana nutup Pura Majapahit? Bagaimana numpas Kafir? bagaimana menghambat Sabdopalon, bagaiman aku tidak kalah sama orang itu, bagaimana aku berkuasa di tanah subur makmur ini ?jadi caranya menololkan pemiliknya ini sah sah saja, yang ditololkan mau dll dst dsb jadi masih pikiran 500 tahun yang lalu, mana bisa maju? Kembali ke Pakar Santet tadi, Imu mengembalikan ke Alam [Mokswa] menurut Hyang Suryo yang lama di Bali, itu dipraktek kan tanpa disadari yaitu Acara Ngaben, Memukur, Melinggihkan Roh, Manusia dikembalikan ke Alam [Nagaben] di bentuk kembali dengan di Linggihkan, mereka bisa menampakkan Diri bila bertemu yang gelombang Frekuensinya sama Banyak Orang Bali di temui Leluhur nya tapi belum bisa bicara dialog [butuh mangku yang bisa kerauhan untuk mendengar apa piteket Leluhur], karena belum sesuai Hubungan sinkron antara yang hidup dan yang sudah dimokswakan ngaben, ini contoh dan sangat diakui dan semua tersadar ,kalau Ilmu Majapahit di praktekkan tanpa sengaja di Bali."Mula Keto",  di China didukung tempat suci Klenteng dan Bantal / Galeng yang diduduki Miao San / Dewi Kwan Im Mokswa dengan Badan Kasar dan bisa menampak kan Diri Pada Hyang Suryo yang punya Gelombang Frekwensi sejajar satu DNA dan Keturunan Lurus juga Kebersihan jiwa tidak berpikir buruk waktu Meditasi yaitu Nutupi Nawa Sanga mandang Gunung Indrakila maka turunlah sang Dewi menampakkan Diri menyesuaikan frekwensi , lainnya tidak bisa melihat kecuali Biksu 7 turunan Biksu jadi suci Hyang Suryo lolos turunan ke XI kan yang dibutuhkan 7 ?, Untuk Orang lain karena tidak bisa menyesuaikan lalu pakai pinjam Medium Badan yang sama yaitu punya mulut dan disebut "KARAUHAN" jadi Kerauhan bisa dipertanggung jawabkan tapi ada orang tolol gebyah uyah nuduh yang datang setan dengan dalil kitab import untuk biar dianggap hebat pada hal menurut Pakar Sepiritual asli tanpa baju Agama ini dianggap Tolol itu DOKTOR saja beda beda ada Doktor Atom Riset RM Toro Kusumanagara, ada DOKTOR ilmu Pemerintahan Wedakarna, Yang hebat Bung Karno DOKTOR nya 26 dll, karena orang awam tidak bisa ke alam mokswa melihat , cukup dengan perantara se jenis Badan kasar dan badan kasar, sama sama punya Telinga mendengar yang satu punya mulut bersuara akhirnya Bertemu disebut dialog dengan orang Kerauhan / Minjam Raga / Kapeselang seperti Pak Sondong Kerauhan Buta Locaya dialog dengan Pakar Belanda karena Belandanya Ahli tapi lakunya Tapa kurang akhirnya terbitlah dialog Ilmiah denga alam lain dan keterangan si Kerauhan bisa di Ilmiahkan dengan bukti bukti Penyelidikan Ilmiah yang bisa dilihat [Tokoh Agama bisa Murka ini setan kok di selidiki?], inilah sedikit gambaran ilmu Mokswa yang tidak dimiliki semua Orang hanya tertentu saja, Bukti Hyang Surya bisa ditemui Buta Locaya, Prabu Jayabaya dll Tanpa Kerauhan ngobrol langsung ini adalah Ilmu Raja Raja Majapahit Komunikasi dengan Para Leluhurnya yaitu Ilmu "Sangkan Paraning Dumadi Satro Jendro Hayu Ningrat Pangruwating Jiyu" ilmu ini banyak dipelajari tapi Tahap akhir itu Leluhur yang menentukan sudah lulus belum 'LELAKU TAPA BRATA" nya, juga ada Benda Pusaka Raja yang bisa membantu agar sinkron dengan Dewa Seperti Cakra, Keris Naga Senjata Dewa juga,. Jadi ini juga semacam "WAHYU" dimana orang Jawa kalau ngaku terima Wahyu harus ditangkap karena yang bisa terima Wahyu hanya Muhammad dengan mimpi isro Mik'rat nya, itu Sadek di tangkap polisi Melecehkan Islam, di sususl MUI teriak "SESAAAT" Orang nya di Bui disuru kembali dan di sumpah dikepalanya dengan quran, Pertapaannya dihancurkan di Gunung Salak, supaya tidak dipakai bertapa orang, Karena mungkin tempat ini Maknit buminya kuat untuk menyerap Ion Atom Roh hingga Wahyu bisa turun, padahal Jesus pun tapa di Gunung Getsamani [kok tidak di Ararat tempat kapal Nuh?]Yang medan mahnit Gunung ini bagus bisa mempertemukan Manusia dengan Iblis Manusia Alam Lain atau sampai ketemu iblis 3 X siapa yang bisa niru? ketemu cewek gampang di Gunung Kasur spon tapi ngomong Sundul Langit, jadi tetaplah kita jadi bangsa Tolol dan Budak, ini sah sah saja, kalau Orang jawa sakti agama tidak laku mangkanya Orang sakti harus di Tumpas dicap ilmu setan. Inilah kita harus maklum Beliau diakui Dunia sebagai Raja Majapahit dan bagi ahli Teori bertitel DOKTOR bidang Theologi yang bela Agama demi keuntungan bisnisnya pasti di musuhi karena dianggap menyaingi Ilmu simpel langsung Allah, padahal Hyang Suryo bukan orang bisnis, ada Raja jualan kain di pasar kan ditertawakan, Rakyat setianya masih bisa ngasi Makan Rajanya biar tetap suci tidak bingung mikiri perut dan bisa merestui keluarganya karena direstui Leluhurnya,  tapi ada juga Pakar Pakar yang senang dan diilmiahkan dan dipisah dengan Doktrin Agama mangkanya Hyang Suryo kumpulannya  para DOKTOR, nanti ahli Agama Ngibul Agama nya ketahuan sebab bisnis atas nama Agama itu paling menguntungkan di negri yang penduduknya bodoh, menjajahnya sulit, mangkanya harus di Tolol kan bangsa ini dengan Doktrin Ilmiah masuk akal dan dijauhkan dari Ilmu Mokswa ciptaan Leluhur yang kini tanpa tulisan / Tanpo papan. Hingga baca Lontar kuna pun harus Belajar ke Leden Belanda sedang Para Leluhur mengajari karena tidak ada yang bisa baca Aksara kuno dibuatlah Tanpa tulisan / Tanpo Papan kalau ada tulisan Leluhur pasti dilarang terbit dituduh melecehkan agama contoh Tan Khoen Swi padahal disitu sudah nyerempet Ilmu Mokswa dialognya untuk orang yang ngerti Agama dan takut kalah pasti cepat berusaha membrantas buku itu karena ada sisipan ilmu Mokswa yang mengalahkan Agama Islam lalu cari Aparat yang tolol agar membredel buku bahaya itu,Karena bangsa sudah tolol buku bukan diresapi Ilmunya malat dibuat Debat yang Heibat menyimpang dari Isinya,  China merekam Mantra sampai ribuan kali dari ucapan Mantra Biksu Budha asli turunan ke Seribu  Pertapa Kun Lun San jadi kesuciannya akurat [bersih 1000 tahun dari daging / berjiwa], dan Mantra yang pas lalu dibuat doa dan di bagikan di Vihara agar bisa ada suara Mantra yang sempurna sebab merekam suara Dewa belum ada alat nya jadi merekam mulut manusia syukur dibantu suara Dewa yang disebut Kerauhan, cara nya Waktu Mantra itu terucap Dewi bisa turun inilah yang dibuat acuan di CD kan, jadi Ratusan Ribu Biksu disuruh melihat apakah Dewi Turun ketika di Alun kan Mantra tersebut, lalu dipilih Mantra mana yang ketika dibaca Dewi turun paling banyak Biksu bisa melihat Sang Dewi, hal ini makan waktu 10 an tahun dan kita bisa menikmati dengan mudah sekarang CD nya, Waktu itu itu si Sang Pelihat Dewi di uji lagi dimana sudut turunnya jadi di sinkronkan lagi inilah China Negara Budha terbesar di Dunia, sebab salah ngucap ejaan Mantra tidak ada gunanya , Mantra Sempurna Lelaku Sempurna bisa ketemu Dewa, karena disini yang dominan bahasa arab yang tidak punya Mantra coba cari orang arab apa ada yang bisa Mokswa lha Arab  mayat di Bego / sofel  / Komatsu dibuang kelembah tanpa di mokswakan hanya kitab nya yang hebat lalu apa gunanya kitab hebat kalau tanpa dibarengi kesucian? Buktinya Orang Jawa yang memang Sakti dibuat Numpas Jawa Arab modal buku tinggal ongkang ongkang liihat itu yang bakar Kampus di bogor Habib nya satu lainnya? bangsa sendiri numpas bangsa sendiri, bahkan saat ini sudah tidak ada orang bisa baca tulisan Jawa Kuna dimana Mantra ada disana selain tulisan Arab, yaitu tulisan Allah, irionis. kita tetap goblog dan kempel istilah GRP Nokoprawiro yang selalu nyebut KEMPEL entah apa terjemahan bebas Kempel perlu cari Pakar nya,  Kempel itu benda yang melekat jadi satu tapi tidak menyatu hanya nempel tapi bisa terurai Lengket, Ceket, Nempel, ngumpul, ngelilit, bulet,apa lagi hayo? di Jawa banyak ahli Tapa sampai Tapa pendem seperti GRP noko di kubur sampai 40 hari lolos dan ketemu Malaikat Jibril Arab, Giam Lo Ong China, Yamadipati Jawa, apa lagi ?tapi ini lokal kalau umum ditangkap nanti seperti Lia Eden dapat Wahyu Jibril bukan ketemu kalau Mangku Noko bertemu jadi masih legal yang dilarang terima Wahyu,-, Kuat Tapa sayang tidak ngerti Mantra, Orang Bali banyak ngerti Mantra tapi keenakan jarang mau bertapa mengkanya Mangku Noko banyak di kejar Pedanda , mau diajari Mantra, bahkan dengan Modal  Tapa Mangku Noko bisa Meruwat Ida Pedanda Telabah dan AA Ngurah Darmaputra SH, tinggal orang satu bisa Bertapa dan baca Mantra pasti bisa bertemu Dewa ilmiah kan ? Kebanyakan gabungan orang dua Jawa dan Bali dua duanya sulit melihat Dewa karena dua duanya kurang Peralatan, Pusaka dari Dewa belum punya, Ngulangi cari pusaka Dewa harus mundur usia 6 tahun belajar nya orang tidak bisa mundur umurnya, Jawa ahli Tapa Bali ahli Banten, Pratima dari Pura Majapahit yang ditutup Odalannya di bali lagi lagi Jawa-Bali harus bersatu satu team Pemuja Leluhur yang hebat hingga Airlangga, Gajah Mada, Bung Karno bisa datang di Odalan {team Ahli Majapahit} Jimbaran 27-10-2009 memberi wawasan menjelang Odalan Pura Majapahit GWK jatuh Purnama V 2-11-2009,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar