Sebuah Keris Panjang Bilah 48 Centimeter, Panjang keseluruhan 60 Centimeter, Dari Ganja naik 9 Cm hingga 17 Cm berbentuk Luk 5 , kemudian Lurus hingga ujungnya. Gandik bermotif NAGA Asli, Belakang juga bermotip Gambar / Lukisan NAGA, Ekor Naga sejajar naik keatas hingga 3/4 Bilah dipisahkan Sogok' an sampai ke Ujung Keris, Lukisan dan relief Naga terbuat sangat Indah tapi belum Sempurna seolah terburu buru, Sisik Naga pun sangat Terburu buru membuatnya dengan goresan Kuku, Jadi Keris ini dibilang Belum Selesai, tapi ya sudah Berwujut Keris yang cukup Indah dengan Goresan Empu yang sangat Mumpuni Kesaktiannya.
Tanggal 31-12-2009 jam 10 Pagi dibawa Ke Pura Besakih dimana di Pura yang dibangun Kerabat Majapahit 1343 dibawah Komando Arya Damar dan Gajah Mada dibuatlah Pelinggih Meru Tumpang XI Brahmaraja dan Meru Tumpang III untuk Permaisuri Brahmaraja yaitu Ratu Mas, disamping itu Juga dibuatkan Pelinggih Untuk Empu Gandring pembuat sebuah Pusaka Ampuh yang Zaman Majapahit juga jadi Andalan Yaitu Keris Empu Gandring yang sudah Jinak karena lewat Kutukan yang akan membunuh 7 Turunan Ken Arok. Menurut Keterangan Mangku Sepuh Penjaga Pura Empu Gandring yang sudah ada di Besakih 1343, Keris Empu Gandring yang Terkenal itu berada di Jawa dan di Sebut Naga Raja, Barang Siapa Memiliki atau di Warisi Keris tersebut dialah Raja Majapahit, Memang Keris ini hanya Salah satu Andalan, Tentunya masih banyak Pusaka yang lain untuk Menunjang Sang raja seperti Trisula, Cakra, Mahkota dll. Kebetulan ada Foto Yang dibawa Raja Abhiseka Majapahit dan sempat di Ketahui Semar Soewito Panitia Gebyar Mistik 2000 Majalah Liberty pada tahun 1996 Menunjukkan Keris itu Belum dihunus sudah Keluar Naga nya, Waktu itu Para Sesepuh di Dunia Mistik 2000 yang diadakan 1996 di Hotel Satelit Surabaya sudah mengatakan kalau Pemilik Keris Naga itu adalah Raja Majapahit, bahkan di seminarkan, Bahwa Pemilik Keris ini adalah Raja majapahit juga menurut para Pakar Keris yang Ahli, Jadi Klop lah dengan keterangan Mangku Sepuh Pura Empu Gandring 31-12-2009, Bahwa Keris ini berada di Jawa di Pegang Hyang Suryo Raja Abhiseka majapahit dengan Gelar Sri Wilatikta Brahmaraja XI Turunan ke XI Brahmaraja Wisesa yang Pelinggihnya juga ada di Pura Besakih berupa Meru Tumpang XI dan dijaga 2 Barongsai sayangnya pada 31-12-2009 raib dan hilang padahal 1-1-2009 yang lalu masih ada dan Pura ini khusus Meru Brahmaraja sudah direhab dengan dana Milyard tan juga ada Meru Tumpang III juga sudah di Restorasi karena Tuanya untuk Permaisuri dari China Ratu Mas / Dara Jingga / Indreswari yang masa Kecil bernama Yulan Putri Raja Miao Li dari Nan Hay China Selatan.



Jadi inilah Tentang Keris Empu Gandring Yang sangat Sakral dan Mewariskannya pun tidak Semabarangan, Dulu Ketika Hyang Suryo " Upacara Metatah " 1960 an Keris ini di Pakai Upacara Waktu itu Ada Orang mengaku Adik Brahmaraja IX Kepalanya Botak seperti Biksu Tong yang mengatakan dalam Segi Keluarga dia Embah / Tuwayah / Kakek jadi lebih Tua dari Hyang Suryo tapi segi Niskala dia kalah lalu menyembah nyium kaki Hyang Suryo sedang Embah Gede Kakak nya [Brahmaraja IX dan X] yang sudah Mokswa 1956 , Embah Gundul yang mengaku bernama Giam Lo Ong datang membawa Keris Pusaka tanpa menyebut Nama Pusaka, Kemudian meminta agar Keris itu dipakai Upacara Metatah bahkan ada Reshi Jubah Putih bernama Sri Gautama ikut Menyaksikan Mirip Orang India tapi katanya dari Pare Kadhiri Jawa Timur Penerima Wahyu Saptodarmo [Dokumen Foto sedang dicari], Dan Oleh Ida Bagus Gede Basya Keris itu di Setujui dan Beliau Menyelipkan di Punggung Hyang Suryo yang berpakaian Adat Bali / Majapahit dan diringi Wayang lemah "Wisnu Mesiluman Raksasa Siu kena Cakra tidak mempan" Malamnya juga ada Wayang "Ramayana" dimana Hyang Resi Hanoman bisa bertemu Bima dan di wejang Ilmu agar Selamat dalam Bharata Yudha ini lakon Langka. Kalau tidak salah Dalam Lakon ini ada Kesalahan Pandawa Yang hanya meminta Pandawa saja yang Selamat dan Benar Para putra Pandawa gugur seperti Gatotkaca, Abimanyu dll dan yang Meneruskan Cucu Pandawa yaitu Parikesit jadi 5 Pandawa benar benar Selamat, Dan anehnya di Jawa ada Gunung Arjuna [Malang Jawa Timur], Candi Bima [Dieng Jawa Tengah] dan Nama Tokoh Pewayangan yang menurut Pakar Wayang dari India, sedang di India tidak Gunung Arjuna maupun Candi Para pandawa Pikirkan Sendiri, ini. Juga Cerita "Arjuna Wiwaha" di India tidak ada lho, Ini Cerita Arjuna Wiwaha adalah Pelajaran Ilmu Mokswa "Sangkan Paraning Dumadi" Asli ilmu Majapahit dan Leluhurnya Prabu airlangga yang juga Bhatara Wisnu Cam' kan ini juga. di India tidak ada Raja jadi Wisnu karena tidak ada Acara Memanivestasikan Orang dengan Dewa Titisannya, Acara menivestasi hanya ada di Kerajaan Siwa-Buda yang menyatu.Seperti Ayah Mahendradata adalah Empu Sindok yang ber Ageman Buda dan Buda disebut Darma lalu Empu Sindok dinamakan Darma Wangsa atau Dinasty [ Wangsa ] Sindok / Buda dari China dimana Dinasty Sindok di China adalah Penemu Kalender Musim yang bisa menghitung kapan Gerhana juga dimana Kapan kita menanam Padi bila musim Hujan, menanam Kacang bila musim Panas dan Mengadakan Pengairan Hingga Zaman Airlangga Banyak dibuat Bendungan dan Pengairan agar Kemakmuran Rakyat terpenuhi hingga kini di Bali ada Subak dan Pengaturan Pengairan.yang Lestari Sejak Zaman Mahendradata Ibunda Airlangga yang terbukti di Pura Durga Kutri Mahendradata yang selama 1000 tahun tetap Lestari dan di Upacarai di Bali, Berarti Pura Durga Kutri Mahendradata adalah Pura Dinasty Sindok makanya pakai Uang China Kuna 1000 tahun yang lalu bahkan ditemukan juga Uang Kepeng di Kadhiri berusia 1750 tahun yang lalu Zaman Pemerintahan Raja Cow Cow yang Pencinta Anjing Hingga Anjingnya pun disebut Cow Cow yang kini jadi Anjing Kintamanai Bali dan Anjing ini dibawa Putri Kang Cing Hwie Permaisuri Raja Bali Sri Jayapangus Sang Ptri anaknya Jing Kang Karena berasal dari China. [Uang China nya yang Muter Muter di samping kiri Blog ini]
Semoga Keris Empu Gandring membuat Cerita tersendiri dan Untung Barangnya masih ada ditangan yang Berhak dan sudah lulus Ilmu Majapahit di Bali dan ke China Sowan Leluhur Ibu dari China dimana Sejak Kecil Harus berada di Bali [1956] Mengikuti Adat Upacara sebagaimana mestinya Hingga Dewasa dan Metatah Penyelenggaranya Bhatari Ibu Agung Putri dari Puri Dangin [Puri Kecil menurut Komentar tapi yang penting Adat nya Majapahit dan Tulus Iklas Seorang Ibu mau mengupacarai Anak Tunggalnya, Biarpun Upacara Besar tapi kalau untuk Pamer dan Parawisata kan kurang Murni?], Dengan Yang Natah Ida Bagus Gede Basya pakai Kikir juga merangkap Dalang Wayang Calonnarang, secara Simbolis hanya memukul dan Muput Upacara Ida Pedanda Ratu Ibu Lengsir Kawanan yang Mimpin Upacara Sampai Ratu Mas Tedun / Turun melinggih di Daksina Upacara dan bisa di Lihat Mata Telanjang Berupa Dewi Bersila, Bahkan Hyang Suryo pun ikut Upacara Eka Dasa Ludra di Besakih yang 100 tahun 1 X diadakan 1963 [ini Upacara Terbesar waktu itu Bung Karno Hadir]. Yang aneh Hyang Suryo malah awet muda hingga kini dan Orang Tua pun sangat mengenal karena Wajahnya tidak banyak berubah sejak dulu hingga sekarang. Bahkan ketika Upacara Ngenteg Linggih Maret 2007 di Pura Ibu Majapahit Jimbaran Ida Pedanda Ratu Ibu Lingsir Ratu Mas Buda Keling berusia 126 tahun masih bisa Muput sambal Membunyikan Genta / Bajra Penyineban Pratima Ratu Mas dengan membuatkan Banten Penyineban Sendiri, Dan Beliau bersyukur bisa bertemu Narendra Utama Majapahit Keturunan ke XI Ratu Mas, Ibu Ida Pedanda Istri Ratu Mas ini sampai di Gotong dari Mobil dan didudukkan Pemiosan dan Muput Upacara serta langsung memanggil dan memberi TIRTA Suci pada Raja Abhiseka Majapahit Sri Wilatikta Brahmaraja XI dan Gelas sisa Tirta jadi rebutan dan Ida Pedanda Istri Lingsir bahkan menambahi Tirta melihat Orang Rebutan minta Tirta bekas Sang Raja [Ada VCD nya] di Teruskan "Mahkota" Majapahit dari Luar Negri pun di Serahkan Pada Raja Yang selalu tidak pernah mengaku Raja dan hidup Sangat Sederhana serta sangat dekat dengan Orang kecil ini hingga Buruh Tani Macul pun membelikan Nasi Jagung Apek seharga Rp. 300 lauknya Teri sebiji dan Krau, Tapi Juga Dunia malah menyerahkan Mahkota Majapahit yang bisa menjepit Kepala yang tidak di kendaki ini, Sangat Pas di Kepala Pria yang terkenal dengan nama Hyang Surya ini, Ternyata Dunia sengaja menguji apa benar Pria Gondrong Nyeleneh ini benar benar Raja Abhiseka Majapahit, dan Ternyata Benar, Menyandang Nama WILATIKTA itu tidak sembarangan dan bisa Kwalat [Jawa] dan Tulah [Bali] hingga Nama "WILATIKTA" akhirnya diberikan juga pada Rektor Universitas Mahendradata yang juga President World Hindu Youth Organization Gusti Arya Wedakarna yang berjuang untuk Majapahit dan juga banyak ditentang, Tapi tak mengurungkan niat Raja Abhiseka Majapahit ini mewariskan Nama Abhiseka nya kepada Generasi Muda yang gigih Berjuang dan juga diakui Dunia.

Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus